Senin, 18 April 2016

(18 April 2016 / 04.14 PM)
Secangkir teh manis hangat dan roti unyil,
demam tak memberi izin untuk menikmati secangkir kopi.

  Pada perjumpaan hangat kita malam itu, kamu tidak menawarkan aku kesempatan untuk mengetahuimu lebih jauh, bahkan tak memberikan aku waktu untuk memahami siapa kamu sebenarnya.

  Dihadapmu aku seperti seorang Aksarawan yang diberi titahan untuk berhenti menciptakan aksara-aksara baru dan menyuruhku untuk pergi jauh membawa setumpuk  pertanyaan, pertanyaan yang sedari tadi memaksa untuk meminta keluar melalui mulutku.

  Mengapa? apa alasanmu menutup diri dariku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar