(08 Mei 2016 / 11.19 AM)
Finally, bisa menulis sambil ngopi lagi setelah sibuk ngurus realita hidup.
*Semesta pun tahu, hakikatnya cinta memang membutakan
setidaknya jangan mengarahkan aku pada hal rumit
sebab hati telah dibutakan amat parah oleh perlakuanmu.
Rachman, 02 Mei 2016.
*Dulu, aku tak pernah ingin menduga-duga
kamu akan mengembalikan apa-apa kenangan yang kamu rangkai bersamanya
karena tahu, pada akhirnya tetap saja tempatmu pulang hanyalah dia, bukan aku.
Rachman, 03 Mei 2016.
*Dipuji akan kecantikan adalah suatu kesenangan hasrat wanita yang mendapatkannya
tapi akan jauh lebih membanggakan ketika dipuji karena kecerdasan dan kemahiran dalam suatu hal
karena sejatinya, menjalani hidup tak bisa hanya dengan keparasan wajah
tidak bergunalah seorang wanita tanpa memiliki pengetahuan dan wawasan pada otaknya.
Rachman, 04 Mei 2016.
*Mungkin pada akhirnya begini, bila masih saja tak menemukan yang faham akan kegilaanku
mungkin semestalah yang akan menjemaah tiap sendi-sendi pada tubuh ini.
Rachman, 05 Mei 2016.
*Dibutuhkan saat menahan rindu, dihempaskan ketika bertemu
selalu seperti itu aku ketika kamu dibersamakan dengannya.
Rachman, 06 Mei 2016.
*Beri aku satu pelukan ketika kamu pergi meninggalkanku
beri aku satu ciuman ketika kita bertemu
berikan aku ribuan doa ketika aku berada jauh darimu.
Rachman, 07 Mei 2016.
Sabtu, 07 Mei 2016
Selasa, 03 Mei 2016
#Ceritakamu01
Malam sudah mendarat dilangit-langit bumi, membuatnya gemerlap, gulita dimana-mana. Jam yang berada pada palang stasiun kota menunjukan pukul 11 malam, orang-orang yang tadi ramai beriuk-riuk melangkahkan kaki untuk turun dan menaiki kereta kini sudah sepi, begitu sunyi.
Malam ini hujan serempak berjatuhan, membasahi tiap-tiap bagian kota. Diujung stasiun sana ada seorang anak lelaki jalanan, berlari seorang diri sambil membawa-bawa tas kusamnya, mencari tempat untuk berteduh sekaligus mengistirahatkan tubuh.
Sesampainya didepan kios penjual roti yang sudah tutup, ia mulai menggalarkan beberapa koran yang ia bawa untuk alas tidur dan membuka lipatan sarung yang begitu kusam sebagai selimutnya, tak dihiraukan sudah seperti apa bentuk kusamnya, yang terpenting tubuhnya tak digerogoti angin malam yang dinginnya begitu merasuk ketubuh. Malam ini ia begitu beruntung, karena bulan muncul dan menyedekahi cahaya lembutnya, yang memberi tambahan penerangan setelah lampu-lampu pinggir kota yang tak seberapa terangnya.
Tanpa bantal empuk dan selimut tebal, ia merebahkan diri, menghadapkan tubuhnya kearah jalan, dingin, dingin yang angin serta hujan beri begitu menerkam malamnya, tetapi tak ia hiraukan. Bunyi yang tercipta dari air hujan yang berdentum menyentuh kasarnya aspal begitu bergemericik seperti alunan nada yang menghantarkan tidurnya. Seperti biasa, bagian rutinitas malamnya, ia selalu melamunkan diri, memejamkan mata dan seraya berkata-kata didalam hatinya :
"Tuhan seperti biasa, aku akan selalu bercerita dan semoga Kau tak akan pernah bosan untuk mendengarnya. Hidupku begitu pilu, tak ada kedua orang tua, keluarga, teman, kasur empuk serta tempat tinggal yang layak dan nyaman. Ketika lapar datang melanda, aku harus bekerja keras terlebih dulu, membanting dan mematahkan tulang-tulangku demi rupiah yang tak seberapa nominalnya, bahkan, mungkin hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi tanpa lauk yang diberi sebungkus teh hangat gratis didalamnya. sekolah hanya untuk menjadi sebuah angan dan kembang tidur setiap malam, jika aku sakit itu adalah ancaman besar dalam hidup, karena aku harus merawat sekaligus mencari biaya untuk sekedar membeli obat-obat ecer warung seorang diri, bahkan untuk tidur saja aku tak pernah merasa tenang terkadang para petugas satpol PP datang secara tiba-tiba, mengusir orang-orang sepertiku karena dianggap sebagai benalu dalam masyarakat, belum lagi menjaga diri dari anjing liar yang bisa datang kapan saja. Beruntungnya mereka yang tidak hidup seperti ku, mereka yang memiliki segalanya, seharusnya mereka akan selalu bersyukur dan bersyukur tiada henti atas apa yang telah Kau beri untuk mereka saat ini. Sejujurnya terkadang aku bercuri-curi merasakan kesedihan, begitu sakit menusuk-nusuk ulu hati, karena keadaanku yang tak seberuntung mereka, aku mencoba untuk tetap tegar, tidak goyah dan selalu memahami keadaan, aku tahu Kau maha adil, mereka beruntung memiliki hidup yang layak dan akupun beruntung karena masih memiliki semangat juang untuk bertahan hidup seorang diri sampai saat ini, aku tak ingin kalah dengan keadaan dan tak akan pernah. tetaplah menjadikan diri mereka seperti itu, dengan diri yang selalu bersyukur serta hati yang baik, damai dan cinta berbagi, Tuhan, karena aku tahu mereka takkan mungkin sanggup untuk menjalani hidup seperti ku meskipun itu hanya beberapa jam bahkan beberapa menit saja. Dan keberuntungan ku yang kedua adalah, beruntung karena sekarang sudah terbiasa menjalani hidup sulit seperti ini bahkan bisa menikmatinya"
Iapun terlelap ditengah-tengah cerita yang sedang ia curahkan pada Tuhan, tak bisa dibayangkan betapa kuatnya ia menghadapi hidup seorang diri, melawan kerasnya dunia luar, angin malam dan hujan yang terus menghantam tubuh bayanya,
##Saat kamu berpikir hidup kamu gak adil, lihatlah kebawah dan putar ulanglah perkataanmu itu, Ada banyak sekali orang yang menginginkan hidupnya selayak kamu, dan pengen milikin apa yang kamu punya sekarang. soal masalah yang datang menerpa itu hakikatnya adalah bagian skenario Tuhan agar hidup begitu menakjubkan untuk dilalui, selama kamu hidup selama itu juga kamu akan melalui masalah demi masalah yang bakal menyapa, aku tau ini sulit, pedih dan membuat patah semangat tapi lihatlah disekeliling mu, ada banyak orang-orang yang akan selalu memberi semangat saat kamu berkata udah gak sanggup lagi buat laluin hidup, sekalipun ga ada yang kasih semangat dan gak ada yang faham begitu sakitnya hidup yang kamu jalanin sekarang, ingatlah kamu masih punya Tuhan, berdoalah menangislah dihadapNya....
berjuang menjalani hidup seorang diri itu memang sangatlah pedih, bahkan Skala Nyeri pun tak mampu menghitung berapa sakit yang akan dirasakan tubuh, hati dan pikiran, ketiganya sinkron merasakan nyeri dan pedih yang begitu mendalam, tak ada larangan untuk kamu menangiskan diri, menangislah selama dan semampu yang kamu bisa... tetapi jangan terhanyut didalamnya, jika sudah cukup puas mengeluarkan bulir tetesan demi tetesan air mata, mulailah menegapkan wajah lagi, kamu harus memperjuangkan hidupmu, karena hidup ini terus berjalan, meskipun tak ada yang membantu dan memberi semangat, kamu harus tetap kuat dan terus berdoa tanpa putus. Dan dimasa sulitmu ini, suatu keharusan untuk bisa membantu dan memberi orang lain semangat, jangan menjadi seseorang yang mendewa-dewai keegoisan, yang berfikir, saat kamu susah oranglain pun harus ikut susah.
Berjuanglah dari kesulitan ini, ingatlah ada banyak orang yang menanti kesuksesanmu, jadikan diri berkualitas untuk sesama, kamu layak bahagia, kamu layak hidup dengan adil dibumi yang kita tempati bersama ini, sebelum Tuhan memanggil kita untuk kembali kepadaNya.
You are strong as you see, berjuanglah,,,
Minggu, 01 Mei 2016
(01 Mei 2016 / 11.29 AM)
Tak ada secangkir kopi ataupun camilan
aku sedang butuh sesosok wujud yang orang-orang memanggilnya dengan sebutan 'kamu'
Sejatinya, aku membutuhkan tiap-tiap yang ada pada tubuhmu
Aku membutuhkan matamu
untuk memperhatikan setiap hal yang aku lakukan
lalu menegur jika aku melakukan langkah yang salah
Aku membutuhkan telingamu
untuk mendengar keluh dan gerutukanku tentang hidup yang begitu berat
karna kupikul seorang diri
Aku membutuhkan bibirmu
untuk memberi titahan-titahan baik tentang hidup
mendoakan dikala aku berada jauh darimu
dan memberikan sebuah ciuman hangat sebagai tanda
aku adalah seorang wanita yang selalu kamu sayangi
Aku membutuhkan kedua lengan dan jemari-jemarimu
untuk menuntun dan memegang erat-erat jemariku
ketika aku berkata sudah tak sanggup lagi untuk melangkah
Aku membutuhkan pundakmu
untuk tempat dimana aku bersandar ketika kelelahan
menjalani segudang kegiatan yang mengeroyoki tubuhku
Aku membutuhkan dada bidangmu
untuk bersembunyi disaat air mata berjatuhan membasahi wajah
karena tak ingin diketahui seseorang atau kamu, sebab tak ingin terlihat lemah
Aku membutuhkan kedua kakimu
untuk membantu melangkahkan diri lebih jauh lagi
ketika aku merasa tak bisa lebih dari ini dan telah kalah dengan keadaan
Maka, ketahuilah betapa berartinya kamu saat sudah berada disisi kekosonganku
Aku begitu lemah, aku membutuhkan kamu...
Tak ada secangkir kopi ataupun camilan
aku sedang butuh sesosok wujud yang orang-orang memanggilnya dengan sebutan 'kamu'
Sejatinya, aku membutuhkan tiap-tiap yang ada pada tubuhmu
Aku membutuhkan matamu
untuk memperhatikan setiap hal yang aku lakukan
lalu menegur jika aku melakukan langkah yang salah
Aku membutuhkan telingamu
untuk mendengar keluh dan gerutukanku tentang hidup yang begitu berat
karna kupikul seorang diri
Aku membutuhkan bibirmu
untuk memberi titahan-titahan baik tentang hidup
mendoakan dikala aku berada jauh darimu
dan memberikan sebuah ciuman hangat sebagai tanda
aku adalah seorang wanita yang selalu kamu sayangi
Aku membutuhkan kedua lengan dan jemari-jemarimu
untuk menuntun dan memegang erat-erat jemariku
ketika aku berkata sudah tak sanggup lagi untuk melangkah
Aku membutuhkan pundakmu
untuk tempat dimana aku bersandar ketika kelelahan
menjalani segudang kegiatan yang mengeroyoki tubuhku
Aku membutuhkan dada bidangmu
untuk bersembunyi disaat air mata berjatuhan membasahi wajah
karena tak ingin diketahui seseorang atau kamu, sebab tak ingin terlihat lemah
Aku membutuhkan kedua kakimu
untuk membantu melangkahkan diri lebih jauh lagi
ketika aku merasa tak bisa lebih dari ini dan telah kalah dengan keadaan
Maka, ketahuilah betapa berartinya kamu saat sudah berada disisi kekosonganku
Aku begitu lemah, aku membutuhkan kamu...
Sabtu, 30 April 2016
(30 April 2016 / 06.19 AM)
Setengah cangkir kopi yang telah dingin tapi masih tetap nikmat untuk diseguk.
Tunggu, bersabarlah, beberapa waktu mungkin sebentar lagi
Tak perlu terburu-buru ingin berkunjung
Tempat ini usang, masih berantakan dimana-mana
Banyak pecahan kaca dan barang rusak yang belum selesai ku rapihkan
Karena ulah pesinggah lama
Aku tidak ingin kamu terluka
Terkena tajamnya pecahan-pecahan kaca
Ketika mencoba untuk melangkah masuk
Pun takut, kamu tak betah berlama-lama
Karena kondisinya yang tak memungkinkan untuk memberi kenyamanan
Pulanglah
Berbalik arah lah lagi
Dengan satu hal
Tetaplah bersabar dalam penantian
karena ini akan membutuhkan banyak waktu
Jika masih pada penantian itu saat tempat ini sudah rapih
Kembalilah, aku menantimu dengan penuh rasa harap dan bahagia
Maaf, tempat ini tak seindah dulu
Tapi aku selalu berusaha membuatnya tetap nyaman, bahkan lebih nyaman dari sebelumnya
Agar nanti, kamu betah berlama-lama bahkan berkeinginan untuk menetap
Semoga kehadiranmu membawa pengaruh penuh pada tempat ini
membuat pondasinya menjadi
Lebih kokoh
Lebih hangat
Lebih nyaman
Bahkan selalu menjadi alasan tempat dimana kamu akan kembali dan pulang.
Setengah cangkir kopi yang telah dingin tapi masih tetap nikmat untuk diseguk.
Tunggu, bersabarlah, beberapa waktu mungkin sebentar lagi
Tak perlu terburu-buru ingin berkunjung
Tempat ini usang, masih berantakan dimana-mana
Banyak pecahan kaca dan barang rusak yang belum selesai ku rapihkan
Karena ulah pesinggah lama
Aku tidak ingin kamu terluka
Terkena tajamnya pecahan-pecahan kaca
Ketika mencoba untuk melangkah masuk
Pun takut, kamu tak betah berlama-lama
Karena kondisinya yang tak memungkinkan untuk memberi kenyamanan
Pulanglah
Berbalik arah lah lagi
Dengan satu hal
Tetaplah bersabar dalam penantian
karena ini akan membutuhkan banyak waktu
Jika masih pada penantian itu saat tempat ini sudah rapih
Kembalilah, aku menantimu dengan penuh rasa harap dan bahagia
Maaf, tempat ini tak seindah dulu
Tapi aku selalu berusaha membuatnya tetap nyaman, bahkan lebih nyaman dari sebelumnya
Agar nanti, kamu betah berlama-lama bahkan berkeinginan untuk menetap
Semoga kehadiranmu membawa pengaruh penuh pada tempat ini
membuat pondasinya menjadi
Lebih kokoh
Lebih hangat
Lebih nyaman
Bahkan selalu menjadi alasan tempat dimana kamu akan kembali dan pulang.
(01 Mei 2016 / 06.02 AM)
Secangkir kopi yang telah dingin.
Jangan pernah mencoba lagi untuk mendekati
Apalagi berusaha untuk memiliki
Tak perlu bertanya-tanya, apa dan mengapa
Perlakuanmu selama ini cukup menjabarkan semuanya
Bahwa kebersamaan sejatinya memang tak pernah memberi izin
Untuk menjadi tamu dihatimu.
Secangkir kopi yang telah dingin.
Jangan pernah mencoba lagi untuk mendekati
Apalagi berusaha untuk memiliki
Tak perlu bertanya-tanya, apa dan mengapa
Perlakuanmu selama ini cukup menjabarkan semuanya
Bahwa kebersamaan sejatinya memang tak pernah memberi izin
Untuk menjadi tamu dihatimu.
Rabu, 27 April 2016
(27 April 2016 / 11.11 PM)
Masih dengan botol kopi yang sudah kosong dan sisa sepotong roti gambang.
Terimakasih
Telah menunjukan wujud asli dirimu yang sebenarnya
Terimakasih
Ternyata ucapanmu yang aku kagum-kagumi, hanya omong kosong belaka untuk meningkatkan kualitas diri agar selalu aku kejar dan aku gila-gilai
Terimakasih
Karna hal ini, rasa penasaran dan hasrat ingin memiliki sudah berhenti menghantui, bahkan tidak lagi ingin mencoba untuk menjadi bagian hidupmu seperti dulu
Terimakasih
kamu memang sesosok pendusta hebat yang begitu indah.
Masih dengan botol kopi yang sudah kosong dan sisa sepotong roti gambang.
Terimakasih
Telah menunjukan wujud asli dirimu yang sebenarnya
Terimakasih
Ternyata ucapanmu yang aku kagum-kagumi, hanya omong kosong belaka untuk meningkatkan kualitas diri agar selalu aku kejar dan aku gila-gilai
Terimakasih
Karna hal ini, rasa penasaran dan hasrat ingin memiliki sudah berhenti menghantui, bahkan tidak lagi ingin mencoba untuk menjadi bagian hidupmu seperti dulu
Terimakasih
kamu memang sesosok pendusta hebat yang begitu indah.
(27 April 2016 / 11.05 PM)
Botol kopi yang sudah kosong dan sisa sepotong roti gambang.
Bu, tak perlu bersedih karena sikapku yang diluar batas keinginan mu ini
Maafkan aku bu, aku melangkahi semua perkataan yang sudah susah payah ibu pagahi
Kamu melarangku untuk pulang larut malam
(Bu aku pulang larut malam tidak hanya untuk mencari kesenangan semata atau nongkrong membicarakan hal yang tidak penting sampai berjam-jam lamanya, aku hanya pergi kesebuah kedai kopi, bersenda gurau bersama kawan sambil mencicipi secangkir kopi panas dan roti gambang untuk sekedar merileks-kan pikiran karena penatnya belajar dan mencari inspirasi-inspirasi hidup)
Kamu menyuruhku untuk tidak minum kopi secara berlebihan
(Bu kopiku inspirasiku setelah Tuhan dan Kamu, aku tidak bisa melewatkan kedahsyatan rasa yang tercipta setiap kali aku menyeguknya, tenanglah bu tidak setiap waktu untuk menyeduhnya aku tahu bahaya yang akan lahir jika aku terlalu sering mengkonsumsinya)
Kamu selalu menahanku saat aku ingin pergi merantau bekerja diluar kota
(Bu aku ingin belajar untuk tidak menggantungkan hidupku pada ibu dan ayah lagi, aku juga selalu ingin mencoba hal baru dengan orang-orang baru pun suasana yang baru, aku ingin mandiri, aku mohon jangan perlakukan aku seperti perempuan-perempuan pada umumnya, izinkan aku menjadi wanita tangguh yang selalu bisa berdiri tegap, karena saat pulang aku akan paham bagaimana rindu yang sebenar-benarnya rindu terhadap keluarga dan rumah)
Kamu memarahi jika aku belum pergi tidur saat jam sudah menunjukan waktu yang begitu larut
( Bu tidak bisa, aku jatuh hati dengan merdunya suara jangkrik-jangkrik itu dan indahnya kerlap-kerlip yang bintang ciptakan diwajah langit pada malam hari, belum lagi kesunyian dan kepekatan warna malam yang menciptakan kedamaian hati dan pikiran)
Kamu terkadang jengkel jika aku malas makan dan memintamu untuk menyuapiku
(Bu, sebesar apapun aku sekarang ini, aku tetaplah gadis kecilmu yang terkadang ingin ibu manja. Bahkan sampai tuapun aku akan selalu tetap membutuhkan kasih sayang dan manjaan darimu)
Dibalik semua titahan dan laranganmu ini, aku tahu ibu hanya mengkhawatirkan aku dan menginginkan hal terbaik untuk hidup ku ini, tetapi aku yang menjalani dan aku pula yang merasakannya bu, tak perlu khawatir karena aku tahu hal baik dan yang tidak baik didunia ini yang terpenting aku bisa menjaga diri, hanya selalu doakan setiap langkah yang dibuat agar aku selamat didalamnya.
Aku mencintaimu IBU.
Botol kopi yang sudah kosong dan sisa sepotong roti gambang.
Bu, tak perlu bersedih karena sikapku yang diluar batas keinginan mu ini
Maafkan aku bu, aku melangkahi semua perkataan yang sudah susah payah ibu pagahi
Kamu melarangku untuk pulang larut malam
(Bu aku pulang larut malam tidak hanya untuk mencari kesenangan semata atau nongkrong membicarakan hal yang tidak penting sampai berjam-jam lamanya, aku hanya pergi kesebuah kedai kopi, bersenda gurau bersama kawan sambil mencicipi secangkir kopi panas dan roti gambang untuk sekedar merileks-kan pikiran karena penatnya belajar dan mencari inspirasi-inspirasi hidup)
Kamu menyuruhku untuk tidak minum kopi secara berlebihan
(Bu kopiku inspirasiku setelah Tuhan dan Kamu, aku tidak bisa melewatkan kedahsyatan rasa yang tercipta setiap kali aku menyeguknya, tenanglah bu tidak setiap waktu untuk menyeduhnya aku tahu bahaya yang akan lahir jika aku terlalu sering mengkonsumsinya)
Kamu selalu menahanku saat aku ingin pergi merantau bekerja diluar kota
(Bu aku ingin belajar untuk tidak menggantungkan hidupku pada ibu dan ayah lagi, aku juga selalu ingin mencoba hal baru dengan orang-orang baru pun suasana yang baru, aku ingin mandiri, aku mohon jangan perlakukan aku seperti perempuan-perempuan pada umumnya, izinkan aku menjadi wanita tangguh yang selalu bisa berdiri tegap, karena saat pulang aku akan paham bagaimana rindu yang sebenar-benarnya rindu terhadap keluarga dan rumah)
Kamu memarahi jika aku belum pergi tidur saat jam sudah menunjukan waktu yang begitu larut
( Bu tidak bisa, aku jatuh hati dengan merdunya suara jangkrik-jangkrik itu dan indahnya kerlap-kerlip yang bintang ciptakan diwajah langit pada malam hari, belum lagi kesunyian dan kepekatan warna malam yang menciptakan kedamaian hati dan pikiran)
Kamu terkadang jengkel jika aku malas makan dan memintamu untuk menyuapiku
(Bu, sebesar apapun aku sekarang ini, aku tetaplah gadis kecilmu yang terkadang ingin ibu manja. Bahkan sampai tuapun aku akan selalu tetap membutuhkan kasih sayang dan manjaan darimu)
Dibalik semua titahan dan laranganmu ini, aku tahu ibu hanya mengkhawatirkan aku dan menginginkan hal terbaik untuk hidup ku ini, tetapi aku yang menjalani dan aku pula yang merasakannya bu, tak perlu khawatir karena aku tahu hal baik dan yang tidak baik didunia ini yang terpenting aku bisa menjaga diri, hanya selalu doakan setiap langkah yang dibuat agar aku selamat didalamnya.
Aku mencintaimu IBU.
Langganan:
Postingan (Atom)