Selasa, 03 Mei 2016


#Ceritakamu01


  Malam sudah mendarat dilangit-langit bumi, membuatnya gemerlap, gulita dimana-mana. Jam yang berada pada palang stasiun kota menunjukan pukul 11 malam, orang-orang yang tadi ramai beriuk-riuk melangkahkan kaki untuk turun dan menaiki kereta kini sudah sepi, begitu sunyi.
Malam ini hujan serempak berjatuhan, membasahi tiap-tiap bagian kota. Diujung stasiun sana ada seorang anak lelaki jalanan, berlari seorang diri sambil membawa-bawa tas kusamnya, mencari tempat untuk berteduh sekaligus mengistirahatkan tubuh.

   Sesampainya didepan kios penjual roti yang sudah tutup, ia mulai menggalarkan beberapa koran yang ia bawa untuk alas tidur dan membuka lipatan sarung yang begitu kusam sebagai selimutnya, tak dihiraukan sudah seperti apa bentuk kusamnya, yang terpenting tubuhnya tak digerogoti angin malam yang dinginnya begitu merasuk ketubuh. Malam ini ia begitu beruntung, karena bulan muncul dan menyedekahi cahaya lembutnya, yang memberi tambahan penerangan setelah lampu-lampu pinggir kota yang tak seberapa terangnya.

   Tanpa bantal empuk dan selimut tebal, ia merebahkan diri, menghadapkan tubuhnya kearah jalan, dingin, dingin yang angin serta hujan beri begitu menerkam malamnya, tetapi tak ia hiraukan. Bunyi yang tercipta dari air hujan yang berdentum menyentuh kasarnya aspal begitu bergemericik seperti alunan nada yang menghantarkan tidurnya. Seperti biasa, bagian rutinitas malamnya, ia selalu melamunkan diri, memejamkan mata dan seraya berkata-kata didalam hatinya :

"Tuhan seperti biasa, aku akan selalu bercerita dan semoga Kau tak akan pernah bosan untuk mendengarnya. Hidupku begitu pilu, tak ada kedua orang tua, keluarga, teman, kasur empuk serta tempat tinggal yang layak dan nyaman. Ketika lapar datang melanda, aku harus bekerja keras terlebih dulu, membanting dan mematahkan tulang-tulangku demi rupiah yang tak seberapa nominalnya, bahkan, mungkin hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi tanpa lauk yang diberi sebungkus teh hangat gratis didalamnya. sekolah hanya untuk menjadi sebuah angan dan kembang tidur setiap malam, jika aku sakit itu adalah ancaman besar dalam hidup, karena aku harus merawat sekaligus mencari biaya untuk sekedar membeli obat-obat ecer warung seorang diri, bahkan untuk tidur saja aku tak pernah merasa tenang terkadang para petugas satpol PP datang secara tiba-tiba, mengusir orang-orang sepertiku karena dianggap sebagai benalu dalam masyarakat, belum lagi menjaga diri dari anjing liar yang bisa datang kapan saja. Beruntungnya mereka yang tidak hidup seperti ku, mereka yang memiliki segalanya, seharusnya mereka akan selalu bersyukur dan bersyukur tiada henti atas apa yang telah Kau beri untuk mereka saat ini. Sejujurnya terkadang aku bercuri-curi merasakan kesedihan, begitu sakit menusuk-nusuk ulu hati, karena keadaanku yang tak seberuntung mereka, aku mencoba untuk tetap tegar, tidak goyah dan selalu memahami keadaan, aku tahu Kau maha adil, mereka beruntung memiliki hidup yang layak dan akupun beruntung karena masih memiliki semangat juang untuk bertahan hidup seorang diri sampai saat ini, aku tak ingin kalah dengan keadaan dan tak akan pernah. tetaplah menjadikan diri mereka seperti itu, dengan diri yang selalu bersyukur serta hati yang baik, damai dan cinta berbagi, Tuhan, karena aku tahu mereka takkan mungkin sanggup untuk menjalani hidup seperti ku meskipun itu hanya beberapa jam bahkan beberapa menit saja. Dan keberuntungan ku yang kedua adalah, beruntung karena sekarang sudah terbiasa menjalani hidup sulit seperti ini bahkan bisa menikmatinya"

  Iapun terlelap ditengah-tengah cerita yang sedang ia curahkan pada Tuhan, tak bisa dibayangkan betapa kuatnya ia menghadapi hidup seorang diri, melawan kerasnya dunia luar, angin malam dan hujan yang terus menghantam tubuh bayanya,

 ##Saat kamu berpikir hidup kamu gak adil, lihatlah kebawah dan putar ulanglah perkataanmu itu, Ada banyak sekali orang yang menginginkan hidupnya selayak kamu, dan pengen milikin apa yang kamu punya sekarang. soal masalah yang datang menerpa itu hakikatnya adalah bagian skenario Tuhan agar hidup begitu menakjubkan untuk dilalui, selama kamu hidup selama itu juga kamu akan melalui masalah demi masalah yang bakal menyapa, aku tau ini sulit, pedih dan membuat patah semangat tapi lihatlah disekeliling mu, ada banyak orang-orang yang akan selalu memberi semangat saat kamu berkata udah gak sanggup lagi buat laluin hidup, sekalipun ga ada yang kasih semangat dan gak ada yang faham begitu sakitnya hidup yang kamu jalanin sekarang, ingatlah kamu masih punya Tuhan, berdoalah menangislah dihadapNya....
berjuang menjalani hidup seorang diri itu memang sangatlah pedih, bahkan Skala Nyeri pun tak mampu menghitung berapa sakit yang akan dirasakan tubuh, hati dan pikiran, ketiganya sinkron merasakan nyeri dan pedih yang begitu mendalam, tak ada larangan untuk kamu menangiskan diri, menangislah selama dan semampu yang kamu bisa... tetapi jangan terhanyut didalamnya, jika sudah cukup puas mengeluarkan bulir tetesan demi tetesan air mata, mulailah menegapkan wajah lagi, kamu harus memperjuangkan hidupmu, karena hidup ini terus berjalan, meskipun tak ada yang membantu dan memberi semangat, kamu harus tetap kuat dan terus berdoa tanpa putus. Dan dimasa sulitmu ini, suatu keharusan untuk bisa membantu dan memberi orang lain semangat, jangan menjadi seseorang yang mendewa-dewai keegoisan, yang berfikir, saat kamu susah oranglain pun harus ikut susah.

Berjuanglah dari kesulitan ini, ingatlah ada banyak orang yang menanti kesuksesanmu, jadikan diri berkualitas untuk sesama, kamu layak bahagia, kamu layak hidup dengan adil dibumi yang kita tempati bersama ini, sebelum Tuhan memanggil kita untuk kembali kepadaNya.


You are strong as you see, berjuanglah,,,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar