Selasa, 10 Mei 2016

(11 Mei 2016 / 08.43 AM)
Secangkir kecil kopi cappucino buatan mama.


Mengapa masih saja mendewai keegoisan, yang tak pernah mencoba untuk mengalah dan membiarkan sekali saja ketika berdebat, dimenangkan oleh ku?
Perbuatan mu yang salah, harus pula aku yang menanggung amarahmu yang bergejolak,
katamu akulah dalang dari semua keburukan yang terjadi pada hari yang sedang kau lalui
katamu akulah penyebab kegagalan-kegagalan rencana yang sudah kau tata rapih-rapih
katamu akulah yang membuat kepalamu penat, saat aku hanya mencoba berbagi keluh yang sedang aku rasa
katamu pula akulah alasan mengapa kau bisa berkencan dengan wanita lain dibelakangku, disaat aku begitu setianya mendampingi masa-masa sulitmu.

Kau tahu, aku hanya mencoba untuk membantu dan meringankan beban-beban yang kau pikul seorang diri, karena aku tahu sekuat apapun seorang pria memikul beban hidup, ia akan tetap membutuhkan sosok pendamping untuk membantu serta menguatkan dimasa-masa sulitnya itu.
Tetapi hanya amarah, acuh dan pengabaian yang aku dapat darimu.

Pada saat aku berkata aku menyerah pada hubungan ini, kau selalu menahanku untuk tetap kuat dan sabar menghadapi sikap-sikap burukmu
pada saat aku meminta mu untuk memutuskan hubungan ini, kau selalu saja punya alasan untuk tetap mempertahankan hubungan kita
kau memperlakukan aku seakan-akan aku ini sebuah mainan kesayanganmu yangsudah usang tetapi masih belum bisa kau simpan digudang.

aku hanya dibutuhkan ketika kau bosan memainkan mainan barumu
aku hanya dicari ketika kau lupa menaruh mainan barumu
aku hanya akan benar-benar dibutuhkan ketika mainan barumu rusak atau hilang
beginilah aku, yang tak ada bedanya dengan sebuah mainan seorang anak lelaki yang masih berusia belia, ketika aku dibersamakan denganmu.

Maaf, keputusanku sudah membula...
harus pergi, pergi tanpa membawa kata 'kembali' pada hidupmu, mungkin aku adalah tempat persinggahan yang telah gagal untuk memberikan sebuah kenyamanan untukmu, tapi kau juga tahu, aku tak pernah diam dan selalu mencoba semua hal yang aku bisa sampai terjatuh bangun seorang diri, bertahan saat kau acuhkan.

Aku berharap penuh, kelak akan ada pendatang baru dihidupmu yang bisa merubah tanpa menghilangkan jati dirimu yang sebenarnya.
yang bisa lebih sabar untuk menghadapi kerasnya watakmu dan bisa lebih rela ketika kamu berkata dekat dengan wanita lain dan mengajaknya kencan karena ia lebih bisa memberi banyak waktu untuk memanjakanmu
pun kau akan bisa lebih bahagia menjalani harimu bersamanya nanti.

Perlu untuk kau ketahui, Tuhan hanya menciptakan satu makhluk seperti ku
mungkin pendatang baru akan lebih indah rupanya, tetapi tak ada jaminan ia akan semengerti aku untuk memahami bagaimana kerasnya dirimu.
aku bersumpah aku sungguh muak, jangan lagi menahan-nahan aku agar tak pergi, biarkan aku menjauh dan menghilang, menikmati setiap nyeri yang sudah kau tanam pada raga dan mencari penawarnya dengan hati-hati agar tak menelan penawar yang salah(lagi).


Terimakasih atas segala-galanya, aku pergi dengan hati yang penuh baretan luka ini.
Semoga bahagia selalu menyertaimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar